Harga Minyak WTI Melemah Ditengah Penurunan Belanja Konsumen Tiongkok

- Jurnalis

Selasa, 17 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga minyak mentah berjangka, khususnya West Texas Intermediate (WTI), mengalami pelemahan dari level tertinggi dalam beberapa minggu terakhir. Pada penutupan Senin (16/12), minyak WTI ditutup pada $70,71 per barel, turun 58 sen atau 0,8% dari sesi sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh melemahnya belanja konsumen di Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, serta aksi ambil untung dari investor menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan minggu ini.

Menurut analisis dari Andy Nugraha, Dupoin Indonesia, tren bullish pada WTI masih cukup kuat berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk. Andy memproyeksikan bahwa harga WTI memiliki potensi untuk naik hingga $71,5 pada hari ini. Namun, jika harga gagal mempertahankan kenaikan dan terjadi pembalikan arah (reversal), target penurunan terdekat berada di kisaran $69,8.

“Kombinasi teknikal menunjukkan dominasi bullish, meskipun ditengah tekanan fundamental dari Tiongkok dan keputusan suku bunga AS,” ujar Andy Nugraha.

Baca Juga :  Nusantara Global Network dan Broker Valetax Luncurkan Program Insentif Trading Baru

Harga minyak minggu lalu sempat menguat lebih dari 6%, didukung oleh ekspektasi pengetatan pasokan global. Sanksi tambahan pada produsen minyak Rusia dan Iran menjadi katalis positif bagi harga. Selain itu, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah di AS dan Eropa turut memberikan dorongan permintaan.

Namun, pelemahan penjualan ritel di Tiongkok menjadi tekanan signifikan pada pasar minyak. Data menunjukkan belanja konsumen yang lebih lambat dari perkiraan, mendorong Beijing untuk mempertimbangkan stimulus tambahan guna mendukung ekonomi yang rapuh. “Prospek permintaan minyak mentah dari Tiongkok berada dalam skenario pesimistis jika tidak ada perubahan besar dalam perilaku belanja konsumen,” tambah Andy.

Sementara itu, OPEC+ telah memutuskan untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga April 2025. Keputusan ini mencerminkan kehati-hatian kelompok produsen dalam menghadapi ketidakpastian permintaan global.

Baca Juga :  Sinergi Teknologi dan Kreativitas: Rahasia Kemenangan Tim Kode Keras di Impact National Hackathon 2024

Investor juga menantikan keputusan The Fed pada pertemuan 17-18 Desember. Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25%. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak. Namun, dolar AS yang menguat mendekati level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang utama lainnya turut menekan harga minyak. Penguatan dolar membuat minyak mentah, yang diperdagangkan dalam dolar, menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Dengan ketidakpastian global yang terus membayangi, pasar minyak akan tetap menjadi perhatian utama investor, terutama menjelang akhir tahun. Keputusan The Fed dan perkembangan dari Tiongkok diperkirakan akan menjadi kunci dalam menentukan arah harga minyak dalam jangka pendek.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

BINUS UNIVERSITY dan Universiti Putra Malaysia Tukar Wawasan tentang Penerjemahan dan Teater
Kenyamanan Bikin Penumpang Pilih Taksi Listrik Evista
Memahami Perbedaan Trafo CT dan Non CT di PT Bambang Djaja
Bittime Siap Optimalkan Pertumbuhan di Tahun Transisi 2025
Dana Kelolaan Tembus Rp50 Triliun di Akhir 2024, Wujud Kepercayaan Investor Terhadap BRI-MI
Underground Blok M: Hidden Gem Billiard dan Tempat Nongkrong Jakarta Selatan
Bitcoin Jatuh di Bawah $95.000, Sentimen Bearish Menguat?
Masuk BRICS, Apa Arti Langkah Indonesia bagi Industri Kripto?
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Januari 2025 - 17:14 WIB

BINUS UNIVERSITY dan Universiti Putra Malaysia Tukar Wawasan tentang Penerjemahan dan Teater

Kamis, 9 Januari 2025 - 17:10 WIB

Kenyamanan Bikin Penumpang Pilih Taksi Listrik Evista

Kamis, 9 Januari 2025 - 16:59 WIB

Memahami Perbedaan Trafo CT dan Non CT di PT Bambang Djaja

Kamis, 9 Januari 2025 - 16:32 WIB

Bittime Siap Optimalkan Pertumbuhan di Tahun Transisi 2025

Kamis, 9 Januari 2025 - 15:16 WIB

Underground Blok M: Hidden Gem Billiard dan Tempat Nongkrong Jakarta Selatan

Berita Terbaru

TNI Dan Polri

Bhabinkamtibmas Cibubur Sambang Dialogis Ke Siswa SMKN 52

Kamis, 9 Jan 2025 - 17:20 WIB

Business

Kenyamanan Bikin Penumpang Pilih Taksi Listrik Evista

Kamis, 9 Jan 2025 - 17:10 WIB

Business

Memahami Perbedaan Trafo CT dan Non CT di PT Bambang Djaja

Kamis, 9 Jan 2025 - 16:59 WIB

Business

Bittime Siap Optimalkan Pertumbuhan di Tahun Transisi 2025

Kamis, 9 Jan 2025 - 16:32 WIB