Permintaan Bank Sentral Terus Mendukung Harga Emas Ditengah Tren Bearish

- Jurnalis

Senin, 16 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan datar di sekitar $2.650 pada awal sesi Asia hari Senin (16/12). Namun, beberapa faktor utama, seperti aksi beli kuat dari bank sentral dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, diperkirakan dapat memberikan dukungan bagi logam mulia dalam jangka pendek.

Menurut Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bearish masih mendominasi pergerakan XAU/USD. “Proyeksi hari ini menunjukkan potensi penurunan hingga $2.645. Namun, jika terjadi rebound, harga dapat naik menuju target terdekat di $2.663,” ungkap Andy.

Ketegangan geopolitik terus menjadi pendorong utama pergerakan harga emas. Pada hari Minggu, pemerintah Israel mengumumkan rencana untuk melipatgandakan populasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Langkah ini, yang dipandang sebagai respons terhadap ancaman dari Suriah, meningkatkan kekhawatiran geopolitik di wilayah tersebut. Ketidakpastian ini mendorong pelarian ke aset safe haven seperti emas.

Selain itu, permintaan besar dari bank-bank sentral juga memberikan dorongan positif bagi harga logam mulia. Bank sentral telah menjadi pembeli emas selama hampir 15 tahun terakhir, menekankan peran emas sebagai lindung nilai dari krisis dan aset cadangan yang dapat diandalkan. Data dari World Gold Council memproyeksikan bahwa tren pembelian ini akan terus berlanjut, mendukung harga emas hingga tahun 2025.

Baca Juga :  Penurunan Tajam Pasar Kripto: Analisis dan Prediksi Tren Berikutnya

Meskipun permintaan emas didukung oleh faktor geopolitik dan arus safe haven, kebijakan ekonomi AS yang kuat dapat membatasi kenaikan logam mulia ini. Salah satu faktor utama adalah rencana tarif dari Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang diperkirakan akan memicu inflasi lebih lanjut dan menunda pelonggaran kebijakan Federal Reserve (The Fed).

“Ekonomi AS yang kuat akan mendukung penguatan dolar AS, yang pada akhirnya dapat menekan harga komoditas berbasis dolar, termasuk emas,” ujar Carsten Menke, analis dari Julius Baer. “Dengan ekspektasi ekonomi yang lebih kuat, ruang untuk penurunan suku bunga semakin kecil, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven,” tambahnya.

Baca Juga :  Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Mendaftarkan Merek di Indonesia sebagai Orang Asing

Para pelaku pasar juga menunggu rilis data Indeks Manajer Pembelian (IMP) AS untuk bulan Desember pada hari Senin. Data ini akan memberikan indikasi lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS dan arah kebijakan moneter The Fed.

Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada pertemuan The Fed pada hari Rabu, di mana bank sentral diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, akan menjadi sorotan utama, karena dapat memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter AS untuk tahun 2025.

Secara keseluruhan, harga emas masih menghadapi tekanan dari tren bearish. Andy Nugraha memperkirakan harga akan bergerak dalam kisaran $2.645 hingga $2.663 pada hari ini, tergantung pada sentimen pasar dan data ekonomi yang dirilis. Permintaan yang signifikan dari bank sentral dan ketegangan geopolitik dapat memberikan dukungan jangka pendek, sementara penguatan dolar AS berpotensi menahan laju kenaikan logam mulia ini.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Masuk BRICS, Apa Arti Langkah Indonesia bagi Industri Kripto?
VRITIMES dan MedanKinian.com Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Akses Berita Digital
Kisah Sukses Sarjana Fisika yang Beralih Menjadi Pengusaha Tas
Langkah Strategis Pemkot Cilegon dalam Mengelola Anggaran dan Meningkatkan Pelayanan
Srikania Audrey Schramm Siap Luncurkan Sri Gemstone Jewelry: Perhiasan Eksklusif dari Batu Permata Asli
Memaksimalkan Investasi Anda: Strategi Orang Asing Menyewa Properti di Indonesia
MacPop, Solusi Inovatif Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur untuk Mendukung Petani dan Mengurangi Limbah Pangan
Nusantara Global Network dan Broker Valetax Luncurkan Program Insentif Trading Baru
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Januari 2025 - 11:53 WIB

Masuk BRICS, Apa Arti Langkah Indonesia bagi Industri Kripto?

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:53 WIB

VRITIMES dan MedanKinian.com Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Akses Berita Digital

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:46 WIB

Kisah Sukses Sarjana Fisika yang Beralih Menjadi Pengusaha Tas

Kamis, 9 Januari 2025 - 09:24 WIB

Langkah Strategis Pemkot Cilegon dalam Mengelola Anggaran dan Meningkatkan Pelayanan

Kamis, 9 Januari 2025 - 08:36 WIB

Srikania Audrey Schramm Siap Luncurkan Sri Gemstone Jewelry: Perhiasan Eksklusif dari Batu Permata Asli

Berita Terbaru

TNI Dan Polri

Polsek Matraman Tinjau Genangan Air Di Sungai Ciliwung

Kamis, 9 Jan 2025 - 12:56 WIB

TNI Dan Polri

Polsek Cakung Giatkan Patroli Strong Point Di Jam Rawan

Kamis, 9 Jan 2025 - 12:45 WIB