Terlihat Cuan, Ternyata Tipuan: Ini Ciri-Ciri Modus Honeypot Crypto

- Jurnalis

Senin, 31 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penipuan di dunia kripto terus berkembang dengan skema yang semakin canggih. Salah satu modus yang perlu diwaspadai oleh investor dan trader adalah honeypot crypto, yaitu jjebakan yang dirancang untuk menarik korban dengan iming-iming keuntungan besar. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara kerja penipuan honeypot dan langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghindarinya.

Apa Itu Honeypot Crypto?

Honeypot crypto adalah skema penipuan yang memanfaatkan smart contract untuk mengunci dana investor secara sepihak. Proyek ini biasanya dikemas seperti platform investasi legal, lengkap dengan tampilan profesional, whitepaper, dan janji keuntungan tinggi.

Namun, saat investor menyetorkan aset, mereka akan mendapati bahwa dana tersebut tidak bisa ditarik kembali. Hal ini disebabkan oleh manipulasi kode di dalam smart contract yang telah disiapkan oleh pelaku.

Istilah “honeypot” sendiri mengacu pada jebakan yang tampak menguntungkan, tetapi justru berbahaya. Layaknya madu yang memikat serangga masuk ke perangkap.

Bagaimana Modus Honeypot Crypto Bekerja?

Penipuan honeypot biasanya diawali dengan peluncuran proyek kripto palsu, seperti token baru, staking dApp, atau Initial Coin Offering (ICO) yang terdengar menjanjikan. Proyek akan dijalankan layaknya proyek nyata untuk membangun kepercayaan pengguna.

Saat cukup banyak investor mulai membeli token atau menyetor aset, barulah jebakan diaktifkan: investor tidak bisa menjual token yang telah mereka beli, atau sistem menolak permintaan penarikan dana. Semua likuiditas kemudian diambil oleh pelaku melalui jalur tersembunyi dalam smart contract.

Baca Juga :  G-Schools Indonesia Summit 2025: Pendidik Indonesia Siap Menavigasi Kehadiran AI dalam Lanskap Pendidikan

Jenis honeypot ini banyak ditemukan pada proyek-proyek yang tidak memiliki pengawasan ketat atau audit keamanan yang kredibel.

Tanda-Tanda Proyek Honeypot Crypto

Proyek honeypot biasanya menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa alasan yang jelas. Investor bisa menyetor dana, tapi tidak bisa menariknya kembali, sering kali dengan alasan teknis yang dibuat-buat.

Kode smart contract sering disembunyikan atau terlalu rumit, membuatnya sulit dianalisis. Proyek semacam ini juga jarang punya produk nyata atau roadmap yang jelas.

Tim pengembangnya sering anonim atau tidak bisa diverifikasi. Aset yang dibeli juga biasanya sulit diperdagangkan karena likuiditas rendah.

Yang paling penting, proyek honeypot jarang diaudit oleh pihak ketiga. Proyek yang aman umumnya punya audit dari lembaga seperti CertiK atau PeckShield.

Cara Menghindari Honeypot Crypto

Untuk menghindari modus honeypot, penting untuk selalu melakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi. Telusuri informasi proyek secara detail,  termasuk whitepaper, produk, dan tim pengembangnya.

Baca Juga :  KAI Catat Pertumbuhan Positif: 10,67 Juta Ton Barang Terangkut pada Januari-Februari 2025, Didominasi Batu Bara

Gunakan tools blockchain seperti Honeypot.is, BSCheck, atau Etherscan untuk menganalisis smart contract dan mencari potensi red flag yang tidak tampak di permukaan.

Cek juga apakah proyek telah melalui audit keamanan. Jika tidak, pertimbangkan kembali keputusan investasi kamu.

Bergabung dengan komunitas seperti forum Telegram, Reddit, atau X (Twitter) bisa memberikan perspektif tambahan dari pengguna lain. Pengalaman mereka bisa jadi peringatan dini.

Selain itu, biasakan untuk tidak langsung menyetorkan dana besar. Mulai dengan nominal kecil untuk menguji fitur proyek, terutama kemampuan penarikan.

Lindungi Asetmu, Pilih Platform yang Aman

Penipuan honeypot crypto merupakan salah satu dari sekian banyak risiko di dunia aset digital. Namun dengan pengetahuan, kewaspadaan, dan riset yang baik, kamu bisa terhindar dari jebakan semacam ini.

Untuk memastikan pengalaman investasi yang aman, gunakan platform tepercaya seperti Bittime aplikasi investasi kripto berlisensi yang menghadirkan sistem keamanan berlapis untuk melindungi aset penggunanya. 

Di tengah derasnya peluang dan tantangan kripto, langkah paling cerdas adalah tetap waspada dan terus belajar. Kunjungi Bittime Blog untuk dapatkan insight harian yang relevan seputar aset digital, strategi trading, dan tren pasar terkini.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Mayoritas Prajurit TNI di Papua Pilih Tak Mudik Demi Jaga Keamanan Masyarakat dari Teror dan Serangan OPM
Hari-H Lebaran, KAI Divre I Sumut Layani 9.800 Penumpang
Tarrasmart Resmi Bergabung dengan NVIDIA Inception: Langkah Besar Menuju Inovasi AI Global
Perbedaan Bubur Ayam Jakarta 46 dengan Bubur Ayam Lainnya
Tips Jalan-Jalan Bawa Anjing agar Tetap Nyaman dan Aman
Apakah Surfaktan Bisa Menyebabkan Iritasi? Cara Memilih Surfaktan yang Aman untuk Kulit
Pelatihan PPLB3 Online Energy Academy, Tuntaskan Pengelolaan Limbah B3 secara Terkendali
Port Academy Buka Pelatihan IMO Level 3, Siapkan SDM Maritim Berkualitas
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 19:15 WIB

Mayoritas Prajurit TNI di Papua Pilih Tak Mudik Demi Jaga Keamanan Masyarakat dari Teror dan Serangan OPM

Selasa, 1 April 2025 - 17:38 WIB

Hari-H Lebaran, KAI Divre I Sumut Layani 9.800 Penumpang

Selasa, 1 April 2025 - 16:04 WIB

Tarrasmart Resmi Bergabung dengan NVIDIA Inception: Langkah Besar Menuju Inovasi AI Global

Selasa, 1 April 2025 - 15:00 WIB

Perbedaan Bubur Ayam Jakarta 46 dengan Bubur Ayam Lainnya

Selasa, 1 April 2025 - 14:38 WIB

Tips Jalan-Jalan Bawa Anjing agar Tetap Nyaman dan Aman

Berita Terbaru

TNI Dan Polri

Polisi Beri Rasa Aman Kepada Pengunjung TMII Jakarta Timur

Selasa, 1 Apr 2025 - 23:22 WIB

TNI Dan Polri

Kapolres Metro Jakarta Utara Tinjau Pos Pengamanan PIK Icon

Selasa, 1 Apr 2025 - 23:06 WIB

News

Ketua Komisi III DPR RI Sebut Mudik 2025 Paling Lancar

Selasa, 1 Apr 2025 - 18:36 WIB

Business

Hari-H Lebaran, KAI Divre I Sumut Layani 9.800 Penumpang

Selasa, 1 Apr 2025 - 17:38 WIB