Purnama news.com Bandar Lampung 10 Maret 2025 kepala sekolah SMAN 17 Hadi Saparudin M.pd saat dikonfirmasi awak media tentang ijazah siswa yang di tahan ada berapa ? Dan berapa jumlah pendapatan uang komite dan dipergunakan untuk apa ? Di hari Kamis Tanggal 6 Maret 2025 via WhatsApp ,dijawab semua data ada disekolah bapak bisa kesekolah data kami siapkan ,awak media kemudian membalas ok ,Senin saya kesekolah
Hari Senin tanggal 10 Maret team awak media memenuhi janji untuk datang ke SMAN 17 dengan harapan Saparudin sudah siapkan data yang di janjikan dan bersedia menemui awak media ,tapi faktanya berbeda kepala sekolah tidak ada ditempat dengan agenda lgi rapat di SMAN 8 ujar salah satu guru yang ada di ruang tunggu .
Sementara imam selaku wakil kepala sekolah saat menemui awak media hanya menjelaskan bahwa soal ijazah sudah sudah di serahkan dan ada pernyataan murid ,berbeda dengan fakta yang dialami kluarga inisial sgt salah satu perwira polisi ,saat menghadap kepala sekolah untuk memohon nomor agar anaknya bisa menggikuti ulanggan di persulit ,,di tanya sama Satarrudin selaku kepala sekolah, bapak mau bayar berapa separuh atau berapa dulu ,itu bahasa kepala sekolah mas ,,ya ku jawab saya belum ada duit saat ini PaK kebutuhan lagi bareng bareng ,,jadi kalau memang anak saya karena blum mbayar tidak di kasih nomor ujian , ya ngak papa saya bawak pulang aja anak saya ,,artinya anak saya putus sekolah gara gara belum mbayar uang komite ,sebesar Rp 3 juta .akhirnya kepala sekolah ketakutan dan mengggijinkan ambil nomor ujian jelas Pak sgt
Tidak cukup disitu sekolah mempersulit walimurid inisial sgt saat sudah lulus , pengambilan ijazah pun dipersulit ,dan akhirnya sgt mintak tolong adex angkatnya orang media dan ketika Andre selaku media menghadap imam masih juga banyak alasan ini itu ,yang kemudian Andre jalankan tupoksi bukan lagi sebagai wakil wali murid tapi sebagai media atau sosial kontrol ,dan bilang sama imam ijin konfirmasi, apa dasar sekolah menahan ijazah, dan kalau memang tidak dikasih tidak apa apa pak imam kita akan pulang ,dan kita akan konfirmasi kedinas pendidikan propinsi dan mungkin akan buat laporan ke APH , baru ketika dikonfirmasi imam bersedia ngasih ijazah tersebut ,bukti di tanda tanggan pengambil ijzah anak dari PK sgt adalah Handrianto Basuki atau Andre pangilan akrabnya .
Logikanya ini angota polisi yang berani argument dan sedikit banyak paham aturan masih di persulit ,apalagi ketika orang tua siswa atau walimurid orang awam pasti di tekan habis di persulit habis
Terbukti ketika awak media menyambanggi rumah salah satu siswi yang di duga hidup nya susah dan bertemu dengan siswi dan bapaknya / walimurid nya ,saat di konfirmasi apakah dapat keringganan pembayaran atau di gratiskan ,,walimurid menjelaskan ,,,saya sudah datang kesekolah menghadap wakil kepala sekolah imam mas ,minta keringganan kalau bisa di hapuskan biaya komite Rp 3 juta anak saya ,tapi meski imam sudah kroscek kerumah tau kondisi saya ,masih saja tidak di hapuskan mas ,sementara kondisi kami saja untuk kebutuhan hari hari sanggat susah ,,kemudian dari dalam kamar siswi atau putri dari bapak Pendi menjawab uda di kasih om potonggan cuman Rp 500.000 jadi mbayar Rp 2,500.000 ,dan itupun langsung di potong PIP saya om saya kan dapat PIP kemarin itu katanya ,Rp 1.500.000 jadi tinggal nambahin sejuta lgi ,,karena buku rekening PIP kan di sekolah jadi langsung di potong untuk pembayaran dan terakhir kemarin kekurangan mbayar Rp 800.000 lagi ,,sudah dilunasi om ,karena mau ujian kalau ngk di lunasi ngk bisa ikut ujian ngk di kasih nomor om
Sunggu miris siswa siswi SMAN 17 ,kususnya siswi yang berinisial SN yang seharusnya PIP bisa untuk kebutuhan pribadi siswi tersebut , baik itu uang saku ,beli buku dan lain lain malah sama sekali tidak pernah mencicip uang PIP tersebut .
Imam wakil kepala sekolah SMAN 17 yang selama ini selalu berkata kepada awak media ,pihak sekolah selalu memberi keringganan kalau perlu di bebaskan dari pembayaran komite ketika ada siswa atau siswi yang tidak mampu memohon ,,atau walimuridnya ,tapi ya kita surve dulu kebenaranya ,,tuturnya
Tapi berbeda dengan dengan faktanya apa yang di bicarakan imam ke kawan kawan media
Sementara ketua DPD LSM API Nusantara Raya Purwanto dengan tegas angkat bicara ketika mendengar dan melihat langsung ada siswi tidak mampu tidak di bebaskan dari biaya komite ,,sekolah selalu alasan dana bos tidak cukup ,,kalau benar tidak cukup dan harus siswa siswi tidak mampu pun di Bebani ,,coba kita lihat beranikah kepala sekolah buka bukaan ,,kasih salinan pembukuan laporan penggunaan dana komite ,dan apakah selama ini dana komite dilaporkan kepada walimurid ,dan nanti kita akan buka laporan pertanggung jawaban pengunaan dana bos dan kita mintak salinan atau copy pengunaan dan pendapatan dana komite ,dan akan kita cek atau investigasi detail ,pengunaan itu kita kroscek fisiknya ,,jika kita temukan ada yang tidak beres kita akan lengkapi bukti dan buat ,laporan ke APH Aparat penegak hukum dan mintak dinas pendidikan untuk tegur dan cek lagnsung ke SMAN 17, kalau perlu Kejari juga turun untuk periksa kepala sekolah SMAN 17 terkait penggunaan dana bos dan dana komite ,tutupnya (@team)